Asal
usul matematika
Kata
“matematika” berasal dari bahasa Yunani Kuno (máthēma), yang berarti
pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti
teknisnya menjadi “pengkajian matematika”, bahkan demikian juga pada zaman
kuno. Kata sifatnya adalah μαθηματικός (mathēmatikós), berkaitan dengan
pengkajian, atau tekun belajar, yang lebih jauhnya berarti matematis. Secara
khusus, μαθηματικὴ τέχνη (mathēmatikḗ tékhnē), di dalam bahasa Latin ars
mathematica, berarti seni matematika.
Bentuk
jamak sering dipakai di dalam bahasa Inggris, seperti juga di dalam bahasa
Perancis les mathématiques (dan jarang digunakan sebagai turunan bentuk tunggal
la mathématique), merujuk pada bentuk jamak bahasa Latin yang cenderung netral
mathematica (Cicero), berdasarkan bentuk jamak bahasa Yunani τα μαθηματικά
(tamathēmatiká), yang dipakai Aristotle, yang terjemahan kasarnya berarti
“segala hal yang matematis”. Tetapi, di dalam bahasa Inggris, kata benda
mathematics mengambil bentuk tunggal bila dipakai sebagai kata kerja. Di dalam
ragam percakapan, matematika kerap kali disingkat sebagai math di Amerika Utara
dan maths di tempat lain.
Evolusi
matematika dapat dipandang sebagai sederetan abstraksi yang selalu bertambah
banyak, atau perkataan lainnya perluasan pokok masalah. Abstraksi mula-mula,
yang juga berlaku pada banyak binatang, adalah tentang bilangan: pernyataan
bahwa dua apel dan dua jeruk (sebagai contoh) memiliki jumlah yang sama. Selain
mengetahui cara mencacah objek-objek fisika, manusia prasejarah juga mengenali
cara mencacah besaran abstrak, seperti waktu, hari, musim, tahun. Aritmetika
dasar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) mengikuti secara
alami.
Penggunaan
terkuno matematika adalah di dalam perdagangan, pengukuran tanah, pelukisan,
dan pola-pola penenunan dan pencatatan waktu dan tidak pernah berkembang luas
hingga tahun 3000 SM ke muka ketika orang Babilonia dan Mesir Kuno mulai
menggunakan aritmetika, aljabar, dan geometri untuk penghitungan pajak dan
urusan keuangan lainnya, bangunan dan konstruksi, dan astronomi. Pengkajian
matematika yang sistematis di dalam kebenarannya sendiri dimulai pada zaman
Yunani Kuno antara tahun 600 dan 300 SM.
Perkembangan
Matematika dari zaman kuno hingga zaman pertengahan tidak ada perkembangan yang
berarti dan mengalami kemandekan. Dimulai abad ke-16 atau masa Renaissance.
Kemudian Matematika itu sendiri ternyata sudah dikenal sejak tahun 300 SM.
Matematika adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para
matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan konjektur baru, dan membangun
kebenaran melalui metode deduksi yang kaku dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi
yang bersesuaian.
Matematika
sejak saat itu segera berkembang luas, dan terdapat interaksi bermanfaat antara
matematika dan sains, menguntungkan kedua belah pihak. Penemuan-penemuan
matematika dibuat sepanjang sejarah dan berlanjut hingga kini. Menurut Mikhail
B. Sevryuk, pada Januari 2006 terbitan Bulletin of the American Mathematical
Society, "Banyaknya makalah dan buku yang dilibatkan di dalam basis data
Mathematical Reviews sejak 1940 (tahun pertama beroperasinya MR) kini melebihi
1,9 juta, dan melebihi 75 ribu artikel ditambahkan ke dalam basis data itu tiap
tahun. Sebagian besar karya di samudera ini berisi teorema matematika baru
beserta bukti-buktinya.
Melalui
penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang dari
pencacahan, perhitungan, pengukuran, dan pengkajian sistematis terhadap bangun
dan pergerakan benda-benda fisika. Matematika praktis telah menjadi kegiatan
manusia sejak adanya rekaman tertulis. Argumentasi kaku pertama muncul di dalam
Matematika Yunani, terutama di dalam karya Euklides, Elemen. Matematika selalu
berkembang, misalnya di Cina pada tahun 300 SM, di India pada tahun 100 M, dan
di Arab pada tahun 800 M, hingga zaman Renaisans, ketika temuan baru matematika
berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru yang mengarah pada peningkatan yang
cepat di dalam laju penemuan matematika yang berlanjut hingga kini.
Kini,
matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang,
termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi,
dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan
pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan
temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan
disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori
permainan. Para matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni, atau
matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan di
dalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi latar munculnya
matematika murni ternyata seringkali ditemukan kemudian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar