BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
perkembangan (development)
adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan
sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah,
ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan
perkembangan (a stage of development). Pengertian perkembangan menunjuk
pada suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat
diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan
tidak dapat diputar kembali.
Perkembangan juga berkaitan dengan
belajar khususnya mengenai isi proses perkembangan: apa yang berkembang
berkaitan dengan perilaku belajar. Disamping itu juga bagaimana hal sesuatu
dipelajari. Suatu definisi yang relevan dikemukakan oleh Monks sebagai berikut:
“perkembangan psikologis merupakan suatu proses yang dinamis. Dalam proses
tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukkan tingkah laku apa yang
menjadi actual dan terwujud. Dalam hal perkembangan ini banyak faktor yang
mempengaruhinya, diantaranya faktor genetika, faktor lingkungan, dan faktor
kematangan. Adapun teori-teori tentang faktor yang mempengaruhi perkembangan
itu diantaranya teori Nativisme, Empirisme dan faktor Konvergensi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
kami akan merumuskan masalah – masalah yang akan dibahas dalam bab pembahasan
nanti, yaitu :
1. Apa saja
faktor - faktor yang mempengaruhi perkembangan individu?
2. Apa saja
teori-teori faktor yang mempengaruhi perkembangan individu?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, kami
bertujuan untuk menjelaskan hal – hal yang mempengaruhi atau faktor – faktor
perkembangan di antaranya sebagai berikut :
1. Menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
2. Menjelaskan
teori-teori faktor yang mempengaruhi perkembangan individu.
BAB II
PEMBAHASAN
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Individu
A. Faktor
Hereditas ( genetika)
Hereditas
adalah kecenderungan untuk berkembang mengikuti pola-pola tertentu, seperti
misalnya kecenderungan untuk berjalan tegak, kecenderungan bertambah besar,
kecenderungan untyk menjadi orang lincah atau pendiam dan
sebagainya.kecenderungan ini tidak hany terdapat selama masa kanak-kanak,
melainkan tetap ada pada diri kita selama masih hidup kita. Akan tetapi
kecenderungan- kecenderungan tersebut tidak mungkin akan berwujud menjadi
kenyataan kalau seandainya tidak mendapatkan kesempatan dan rangsangan dari
luar untuk berkembang.
1.
Hereditas Terdapat Pada Sel-Sel Benih
Pada
manusia sel tunggal merupakan sebuah sel telur ( ovum) yang sudah dibuahi yang
kerapkali juga disebut zygote. Zygote ini terbentuk karena persatuan antara
ovum yang berasal dari ibu dan spermato zoon yang berasal dari ayah. Dalam
lingkungan guwagraba ( uterus) ibu zygote tadi tumbuh dan berkembang dengan
jalan membelah diri menjadi 2, 4, 8, 16, 32, dan seterusnya sampai berjuta-juta
dan bermilyard-milyard jumlahnya. Dalam proses pembelahan tadi terjadi pula
differensisasi atau pembagian fungsi dari sel-sel tersebut menjadi sel otot,
syaraf, kelenjar, kulit dan sebagainya.
Setiap sel
mengandung sebuah nucleus ( inti) yang berbeda dengan bagian sel lainnya.
Pembelahan sel selalu dimulai dengan pembelahan nucleus. Nucleus inilah yang
mempunyai arti penting bagi hereditas. Didalam nucleus dari suatu zygote kita
temukan pasangan benang-benang yang disebut kromosom yang banyaknya 23 pasang,
23 buah berasal dari ibu dan 23 buah berasal dari ayah. Kromosom-kromosom ini
ada yang panjang dan ada pula yang pendek. Dalam ke 23 pasang kromosom itu
terdapat satu pasang kromosom yang disebut kromosom seks, karena kromosom
inilah yang menentukan jenis individu baru.
Setiap
kromosom terdiri dari rangkaian butir-butir menyerupai merjan yang disebut
genes. Seperti halnya dengan kromosom, gees ini pun terdapat dalam pasangan
–pasangan, sebuah berasal dari ayah dan sebuah lagi berasal dari ibu.
2.
Genes Sebagai Pembawa Sifat Hereditas.
Setiap
kromosom terdiri dari rangkaian butir-butir yang menyerupai merjan. Genes inilah
yang merupakan unsur-unsur pembawa sifat hereditas. Jadi apakah seorang anak
akan mempunayai kulit hitam atau kuning, rambut keriting atau kejur, perawakan
tinggi atau pendek, cerdas atau kurang cerdas, periang atau pemurung ditentukan
oleh sifat-sifat yang ada pada genes ini. Penyelidikan dalam ilmu genetika
telah berhasil mengetahui lokalisasi dari genes-enes tertentu pada kromosom
tertentu. Diperkirakan dalam setiap kromosommanusia terdapat sekitar tiga ribu
genes. Seperti hanya dengan kromomosom, genes-genes ini pun dalam
pasangan-pasangan, sebuah berasal dari ibu dan sebuah berasal dari ayah.
Karena
kombinasi dari genes ini pada pada waktu konsepsi terjadi secara kebetulan,
maka dapatlah dimengerti mengapa sifat-sifat dasar anak-anak dari oaring tua
yang sama tidak pernah sama, kecuali kalau mereka merupakan anak kembar yang
berasal dari satu telur. Begitu juga demikian nucleus ovum dan nucleus
spermatozoum bersatu pada waktu konsepsi ( yang berarti pula bersatunya genes
dari pihak ayah dan genes dari pihak ibumenurut suatu cara tertentu), maka
sifat-sifat anak lahir ataupun batin, telah ditentukan. Jika hal ini
sudah terjadi, maka tak ada kekuatan yang bisa mengubahnya. Sifat-sifat yang
ditentukan pada waktu ini akan tetapi dibawa individu selama hayatnya dan akan
mempengaruhi penilaiannya terhadap lingkungannya.( patty, 1982: 56-57).
Seberapa
jauh kuatnya pengaruh sifat keturunan yang berasal dari ayah ibunya, sangat
bergantung kepada pengaruh besarnya kwalitas gene-gene dari masing-masing orang
Tanya.
Cirri-ciri
tingkah laku atau sifat yang mungkin bisa diturunkan sebagai faktor bawaan dari
orang tua kepada anaknya terbagi menjadi 5 prinsip yakni:
1)
Prinsip
Reproduksi
Sifat-sifat
tingkah laku yang diturunka hanyalah bersifat reproduksi yaitu
memunculkan kembali apa yang sudah ada pada hasil perpaduan benih, penurunan
sifat berlangsung dengan melalui sel benih bukan sel badan. Dengan demikian
tingkah laku atau kecakapan orang tua yang diperoleh melalui hasil pengalaman
atau belajar tidak akan diturunkan, yang diturunkan adalah sifat-sifat
strukturil, karenanya kecakapan orang tua bukan ukuran untuk kecakapan anaknya.
2)
Prinsip
Konformitas
Setiap
proses heriditet akan mengikuti pola-pola keseragaman dari jenis generasi
sebelumnya yakni seorang anak akan memiliki sifat-sifat yang diturunkan
oleh kelompok rasnya atau suku bangsanya. Sebagai contoh: keturunan orang-orang
Arab akan memiliki cirri-ciri yang seragam, demikian pula orang Eropa, Gegro
dan sebagainya.
3)
Prinsip
Variari
Setiap
proses hariditet akan terjadi penurunan yang bervariasi. Kecuali situasi dan
kondisi menyebabkan bervariasinya produksi benih. Penurunan sifat kepada anak
dari orang tua sangat bervariasi dikarenakan jumlah gene-gene dalam khromosom
amat banyak, maka kombinasi gene-gene setiap pembuahan akan mempunyai
kemungkinan yang banyak pula. Dengan demikian untuk setiap proses heiditet akan
terjadi penurunan yang bervariasi. Keculi itu stuasi dan kondisi menyebankan
bervariasina produksi benih.
4)
Prinsip
Regresi Filial
Penurunan
sifat cenderung menuju kearah rata-rata dari kedua orang tuanya. Misalkan orang
tua yang cerdas akan berkecendrungan memiliki keturunan yang kurang cerdas.
5)
Prinsip
Menyilang
Menurut
prinsip ini bahwa apa yang diturunkan oleh masing-masing orang tua kepada
anak-anaknya mempunyai sasaran menyilang, seperti seorang anak perempuan akan
lebih banyak mempunyai sifat-sifat ayahnya dan seorang anak laki-laki akan
lebih banyak mempunyai sifat-sifat ibunya. ( Abu khaer, 1993: 28-29).
B. Faktor
Lingkungan
Lingkungan adalah segala akan lahir
sebagai bayi yang sehat. yang mengelilingi individu didalam hidupnya, baik
dalam bentuk lingkungan pisik seperti orang tuanya, rumahnya, teman bermain, masyarakat sekitanya maupun dalam bentuk
lingkungan psikologis
seperti misalnya perasaan-perasaan yang dialaminya, cita-citanya,
persoalan-persoalan yang dihadapinya dan sebagainya. Sejak lahir, malahan sejak
didalam kandungan, seorang individu selalu dipengaruhi oleh lingkungannya.
Jikalau selama masa-masa dalam kandungan, ibunya mendapat makanan-makanan yang
sehat, melakukan latihan-latihan olah raga yang tepat, mengalami ketentraman
batin dan sebagainya, maka bayi yang ada dalam kandungan kemungkinan besar akan
lahir sebagai seorang bayi yang sehat.
Begitu juga semenjak ia lahir
didunia perkembangan anak itu akan tetap dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan
yang berasal dari lingkungannya, oleh jumlah dan kualitas makanan yang
diterimanya, oeh jadwal pemeliharaannya tiap hari, begitu juga oleh suhu
lingkungannya. Pengaruh yang tidak kalah pentingnya ialah bagaimana sikap dan
tingkah laku orang dewasa disekitarnya terhadap dirinya. ( patty, 1982: 58-59).
Jika dilihat dari segi bentuk, maka
lingkungan manusia itu pada pokoknya terdiri atas dua golongan yaitu:
lingkungan dalam (linner environment) dan lingkungan luar ( outer environment).
1)
Lingkunagn
dalam (innerenvironment)
Lingkunagn
dalam adalah hal-hal yang pada mulanya berasal dari luar individu, yang
kemudian masuk kedalam tubuh dan bersatu dengan sel-sel tubuh individu seperti
makanan, minuman, udara dan sebagainya, merupakan lingkungan dalam individu.
Hormon-hormon serta berbagai cairan tubuh yang dihasilkan oleh
kelenjar-kelenjar tubuh merupakan lingkungan dalam. Adapun hal-hal yang
termasuk kapada lingkungan dalam itu memberikan rangsangan kepada
individu, mempengaruhi kegiatan dan perkembangannya. Individu akan merasa lapar
atau dingin bila persediaan makan dalam tubuh berkurang, merasa sesak nafas
bila zat pembakar berkurang.
a.
Inteligensi
Masyarakat
umum mengenal inteligensi sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, ataupun kemampuan
untuk memecahkan problem yang dihadapi.[1][13]
b.
Hormon
Ada
tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu: somatotropin, hormon yang
mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada masa pertumbuhan,
berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid,
mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme;
hormon gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks
laki-laki dan memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen merangsang
perkembangan seks sekunder wanita dan produksi sel telur.kekurangan hormon gonadotropin
ini dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan seks.[2][14]
c.
Emosi
Hubungan
yang hangat dengan orang lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta
guru akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan intelektual
anak. Pada saat anakberinteraksi dengan keluarga maka kan mempengaruhi
interaksi anak di luar rumah. Apabila kebutuhan emosi anak tidak dapat
terpenuhi
2)
Lingkungan
luar (outer environment)
Lingkungan
luar adalah segala sesuatu yang merangsang dan melibatkan individu yang berasal
dari luar, lingkungan luar individu mungkin berada jauh dari individu, asal
memberikan rangsangan dan menyebabkan individu terlibat kedalamnya. Adapun yang
termasuk lingkungan luar itu terdiri dari:
a.
Lingkunagn
alam ( physical environment)
Lingkungan
alam adalah segala sesuatu disekitar individu yang berupa benda-benda alam atau
fisik yang termasuk kepada lingkunagn alam semesta alam semesta alam antara
lain: makanan, tumbuh-tumbuhan, binatang, iklim, minuman, pakaian peralatan dan
sebagainya.
Lingkungan fisik suatu daerah Yaitu
lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan tanah, keadaan musim dan
sebagainya. Lingkungan alam yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda
pula kepada individu. Misalnya: daerah pegunungan akan memberikan pengaruh yang
lain bila dibandingkan dengan daerah pantai.
b.
Lingkungan
sosial
Manusia
sebagai makhluk sosial, mempunyai kemampuan untuk hidup dan berinteraksi
bersama manusia lainnya. Individu selalu membutuhkan orang lain. Individu tidak
bisa hidup dengan sempurna tanpa berinteraksi dengan individu yang lainnya.
Interaksi individu dengan individu lainnya merupakan lingkungan sosial yang
banyak berpengaruh terhadap perkembangan dan kepribadian seseorang.
c.
Lingkungan
budaya
Kebudayaan
yaitu segala sesuatu ciptaan manusia sebagai usaha untuk mempertahankan
hidupnya, misalnya: ilmu pengetahuan, peranturan-peraturan, bahasa seni, olah
raga dan sebagainya. Kebudayaan merupakan lingkungan bagi individu dan
mempengaruhi tingkah laku seseorang. Individu selalu hidup dan dibesarkan dalam
suasana kebudayaan tertentu. Anak sangat sensitif dalam menerima
prangsang-perangsang kebudayaan, lingkungan kebudayaan dimana anak dibesarkan
akan mewarnai tingkah laku atau perkembangan anak itu.
d.
Lingkungan
sprirituil
Sebagai
makhluk hidup, manusia juga membutuhkan lingkungan spirirituil tertentu, sesuai
dengan jenis agama dan kepercayaan yang dianut oleh keluarganya dan atau
masyarakat disekitarnya.
C. Faktor
kematangan
Pembawaan
dan lingkungan adalah faktor-faktor yang sangat penting bagi perkembangan
individu. Interaksi antara faktor-faktor tersebut tidak terjadi sekehendak
hati, tapi dipengaruhi oleh faktor ketiga yaitu faktor kematangan ( maturation)
atau waktu (time). Kematangan adalah siapnya suatu fungsi kehidupan, baik pisik
maupun psychis untuk berkembang dan melakukan tugasnya denagn baik.
Bagaimanapun kayanya pembawaan seseorang individu dan betapapun baiknya
lingkungan yang tersedia baginya bila belum mencapai kematangan untuk berfungsi
maka suatu fungsi ehidupan belum dapat berkembang optial. ( Abu khaer, 1993:
30-31).
Adapun teori
–teori untuk menganalisa faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap
perkembangan individu, yakni antara faktor hereditas dan faktor lingkungan
adalah sebagai berikut:
D.
Teori Nativisme
Nativisme (
nativism) merupakan sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap
aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur scopenhauer
(1788-1860), seorang filosof jerman. Aliran filsafat nativime konon dijuluki
sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan “ kacamata
hitam”. Mengapa begitu? Karena para ahli penganut aliran ini berkeyakinan bahwa
perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya, sedangkankan pengalaman dan
pendidikan, tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti
ini disebut “ pesimisme pedagogis”.
Aliran
nativisme mengemukakan bahwa manusia yang baru dilahirkan telah memiliki bakat
dan pembawaan, baik dari arena berasal dari keturunan orang tuanya, nenek
moyangnya maupun karena memang ditakdirkan demikian. Manakala pembawaannya itu
baik, menurut aliran ini, pendidikan tidak dapat diubah dan senantiasa
berkembang dengan sendirinya. (Sobur, 2003: 147).
Prinsipnya,
pandangan Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah
terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan
fisiologis yang bersifat herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang
kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang
sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada
titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli
seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin melebihi kemampuan
orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan orangtuanya.
Dengan tegas
Arthur Schopenhaur menyatakan yang jahat akan menjadi jahat dan yang baik akan
menjadi baik. Pandanga ini sebagai lawan dari optimisme yaitu pendidikan pesimisme
memberikan dasar bahwa suatu keberhasilan ditentukan oleh faktor pendidikan,
ditentukan oleh anak itu sendiri. Lingkungan sekitar tidak ada, artinya sebab
lingkungan itu tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.
Walaupun dalam kenyataan sehari-hari sering ditemukan secara fisik anak mirip
orang tuanya, secara bakat mewarisi bakat kedua orangtuanya, tetapi bakat
pembawaan genetika itu bukan satu-satunya faktor yang menentukan perkembangan
anak, tetapi masih ada faktor lain yang mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan anak menuju kedewasaan, mengetahui kompetensi dalam diri dan
identitas diri sendiri (jati diri).
Faktor-Faktor
yang mempengaruhi perkembangan manusia dalam teori Nativisme
1.
Faktor
Genetic. Adalah faktor gen dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu
bakat yang muncul dari diri manusia. Contohnya adalah Jika kedua orangtua anak
itu adalah seorang penyanyi maka anaknya memiliki bakat pembawaan sebagai
seorang penyanyi yang prosentasenya besar.
2.
Faktor
Kemampuan Anak. Adalah faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi
yang terdapat dalam dirinya. Faktor ini lebih nyata karena anak dapat
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya adalah adanya kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah yang mendorong setiap anak untuk mengembangkan
potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya.
3.
Faktor
pertumbuhan Anak. Adalah faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan
minatnya di setiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami sehingga jika
pertumbuhan anak itu normal maka dia akan bersikap enerjik, aktif, dan
responsif terhadap kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya, jika pertumbuhan anak
tidak normal maka anak tersebut tidak bisa mngenali bakat dan kemampuan yang
dimiliki.
Didalam teori
ini menurut G. Leibnitz: Monad “Didalam diri individu manusia terdapat suatu
inti pribadi”. Sedangkan dalam teori Teori Arthur Schopenhauer (1788-1860)
dinyatakan bahwa perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak lahir/bakat.
Sehingga dengan teori ini setiap manusia diharapkan:
a.
Mampu
memunculkan bakat yang dimiliki. Dengan teori ini diharapkan manusia bisa
mengoptimalkann bakat yang dimiliki dikarenakan telah mengetahui bakat yang
bisa dikembangkannya. Dengan adanya hal ini, memudahkan manusia mengembangkan
sesuatu yang bisa berdampak besar terhadap kemajuan dirinya.
b.
Mendorong
manusia mewujudkan diri yang berkompetensi. Jadi dengan teori ini diharapkan
setiap manusia harus lebih kreatif dan inovatif dalam upaya pengembangan bakat
dan minat agar menjadi manusia yang berkompeten sehingga bisa bersaing dengan
orang lain dalam menghadapi tantangan zaman sekarang yang semakin lama semakin
dibutuhkan manusia yang mempunyai kompeten lebih unggul daripada yang lain.
c.
Mendorong
manusia dalam menentukan pilihan. Adanya teori ini manusia bisa bersikap lebih
bijaksana terhadap menentukan pilihannya, dan apabila telah menentukan
pilihannya manusia tersebut akan berkomitmen dan berpegang teguh terhadap
pilihannya tersebut dan meyakini bahwa sesuatu yang dipilihnya adalah yang
terbaik untuk dirinya.
d.
Mendorong
manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam diri seseorang. Teori ini
dikemukakan untuk menjadikan manusia berperan aktif dalam pengembangan potensi
diri yang dimiliki agar manusia itu memiliki ciri khas atau ciri khusus sebagai
jati diri manusia.
e.
Mendorong
manusia mengenali bakat minat yang dimiliki. Dengan adanya teori ini, maka
manusia akan mudah mengenali bakat yang dimiliki, dengan artian semakin dini
manusia mengenali bakat yang dimiliki maka dengan hal itu manusia dapat lebih
memaksimalkan bakatnya sehingga bisa lebih optimal.
Faktor
pembawaan bersifat kodrati tidak dapat diubah oleh pengaruh alam sekitar dan
pendidikan (Arthur Schopenhauer (1788-1860)). Untuk mendukung teori tersebut di
era sekarang banyak dibuka pelatihan dan kursus untuk pengembangan bakat
sehingga bakat yang dibawa sejak lahir itu dilatih dan dikembangkan agar setiap
individu manusia mampu mengolah potensi diri. Sehingga potensi yang ada dalam
diri manusia tidak sia-sia kerena tidak dikembangkan, dilatih dan dimunculkan.
Tetapi
pelatihan yang diselenggarakan itu didominasi oleh orang-orang yang memang
mengetahui bakat yang dimiliki, sehingga pada pengenalan bakat dan minat pada
usia dini sedikit mendapat paksaan dari orang tua dan hal itu menyebabkan bakat
dan kemampuan anak cenderung tertutup bahkan hilang karena sikap otoriter
orangtua yang tidak mempertimbangkan bakat, kemampuan dan minat anak.Lembaga
pelatihan ini dibuat agar menjadi suatu wadah untuk menampung suatu bakat agar
kemampuan yang dimiliki oleh anak dapat tersalurkan dan berkembang dengan baik
sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.
Tanpa
disadari di lembaga pendidikan pun juga dibuka kegiatan-kegiatan yang bisa
mengembangkan dan menyalurkan bakat anak diluar kegiatan akademik. Sehingga
selain anak mendapat ilmu pengetahuan didalam kelas, tetapi juga bisa
mengembangkan bakat yang dimilikinya.
Menurut
aliran ini bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor
yang dibawa sejak lahir (natus = lahir). Anak sejak lahir membawa sifat-sifat
dan dasar-dasar tertentu yang dinamakan sifat pembawaan. Para ahli yang
mengikuti paham ini biasanya menunjukkan berbagai kesamaan/kemiripan antara
orangtua dengan anak-anaknya. Misalnya kalau ayahnya ahli musik maka anaknya
juga akan menjadi ahli musik, ayahnya seorang ahli fisika maka anaknya juga
akan menjadi ahli fisika. Keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki oleh orangtua
juga dimiliki oleh anaknya.Sifat pembawaan tersebut mempunyai peranan yang
sangat penting bagi perkembangan individu. Pendidikan dan lingkungan
hampir-hampir tidak ada pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
Akibatnya
para ahli pengikut aliran ini berpandangan pesimistis terhadap pengaruh
pendidikan. Tokoh aliran ini ialah Schopenhauer dan Lombroso. http://asyamforex.blogspot.com/2012/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html.
E.
Teori Empirisme atau Teori Lingkungan
Aliran
empirisme merupakan kebalikan dari aliran nativisme, dengan contoh utama john
locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah “ The school of British
Empiricism” (aliran empirisme inggris). Akan tetapi, aliran ini lebih
berpengaruh pada pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah aliran
filsafat bernama “ environmentalisme” (aliran lingkungan) dan psikologi
bernama “ environmental psychology” (psikologi lingkungan) yang relative
masih baru.
Aliran
empirisme mengemukakan bahwa anak yang baru lahir laksana kertas yang putih
bersih atau semacam tabula rasa ( tabula= meja, rasa, =lilin), yaitu meja yang
bertutup lapisan lilin putih. Kertas putih bersih dapat ditulis dengan tinta
tersebut. Begitu pula halnya dengan meja yang berlilin, dapat dicat dengan
berwarna-warni, sebelum ditempelkan. Anak diumpamakan bagaikan kertas putih
yang bersih, sedangkan warna tint, diumpamakan sebagai lingkunga (pendidikan)
yang akan berpengaruh terhadapnya, sudah pasti tidak mungkin tidak, pendidikan
pun dapat membuat anak menjadi baik atau buruk. Pendidikn dapat memegang
peranan penting dalam perkembangan anak, sedangkan bakat pembawaannya bisa
ditutup dengan serapat-rapatnya oleh pendidikan itu.
Teori tabula
rasa ini diperkenalkan oleh john locke untuk mengungkapkan pentingnya pengaruh
pengalaman dan lingkungan hidup terhadap perkembangan anak. Ketika dilahirkan,
seorang anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan
yang berasal dari lingkungan. Orang tua menjadi tokoh penting yang mengatur
rangsangan-rangsangan dalam mengisi “ secarik kertas” yang bersih ini. Dalam
pendidikan, pendapat kaum empiris terkenal dengan nama optimism paedagogis. Kaum
behavioris pun sependapat dengan kaum empiris.
Perkembangan
anak sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan, sedangkan faktor bakat,
tidak ada pengaruhnya. Dasar pikiran yang digunakan ialah bahwa pada waktu
dilahirkan, anak dalam keadaan suci, bersih, seperti kertas putih yang belum
ditulis, sehingga bisa ditulisi menurut kehendak penulisnya. ( buku erna:
148-149).
F. Teori
Konvergensi atau Teori persesuaian
Tokoh aliran
Konvergensi adalah William Stern. la seorang tokoh pendidikan Jerman yang hidup
tahun 1871-1939. Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi dari
aliran Nativisme dan Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di
dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak
selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi,faktor pembawaan dan
lingkungan sama-sama berperan penting.
Anak yang mempunyai
pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi
semakin baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang
dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu
sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan
anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa anak.
Dengan
demikian, aliran Konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada
faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan. Hanya saja, William Stem tidak
menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut. Sampai
sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bisa ditetapkan.
Menurut
aliran ini bahwa manusia dalam perkembangan hidupnya dipengaruhi oleh
bakat/pembawaan dan lingkungan atau dasar dan ajar. Manusia lahir telah membawa
benih-benih tertentu dan bisa berkembang karena pengaruh lingkungan. Aliran ini
dipelopori oleh W. Stern. Pada umumnya paham inilah yang sekarang banyak diikuti
oleh para ahli pendidikan dan psikologi, walaupun banyak juga kritik yang
dilancarkan terhadap paham ini. Salah satu kritik ialah Stern tidak dapat
dengan pasti menunjukkan perbandingan kekuatan dua pengaruh itu.
Dengan
demikian pendidikan harus mengusahakan agar benih-benih yang baik dapat
berkembang secara optimal dan benih-benih yang jelek ditekan sekuat mungkin
sehingga tidak dapat berkembang.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
perkembangan adalah proses atau
tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Faktor - faktor yang mempengaruhi
perkembangan, diantaranya faktor hereditas , faktor lingkungan dan faktor
kematangan. Faktor hereditas merupakan totalitas karaktiristik individu
yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun
psikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak
orang tua melalui gen – gen. Faktor lingkungan adalah keseluruhan fenomena
(peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang memengaruhi atau
dipengaruhi perkembangan individu dalam hal ini adalah faktor lingkungan
dalam dan lingkungan luar.
Adapun teori-teori dalam
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu adalah teori Nativisme.
Teori empirisme dan teori konvergensi. Teori nativisme menyatakan bahwa manusia
yang baru dilahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan, baik dari arena
berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena memang
ditakdirkan demikian. Teori empirisme berpendapat bahwa anak yang baru lahir
laksana kertas yang putih bersih atau semacam tabula rasa ( tabula= meja, rasa,
=lilin), sedangkan teori konvergensi mengatakan bahwa anak lahir di dunia ini
telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya
akan dipengaruhi oleh lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar